[Disclaimer - Cerita ini berdasarkan pengalaman penulis dan teman" nya tanpa ada bagian cerita yang dilebih" kan serta tidak bermaksud menakut"i. Jika kalian ingin berkunjung kesana, sangat dipersilakan.]
Heyhoo Sobat Travellers!
Pagi itu, aku dan teman" kampus yang udah sepakat berangkat menuju Coban Rais dari kontrakan temenku di daerah Malang Kota pukul 11.00 WIB. Perjalanan memakan waktu sekitar satu setengah jam karena kami mampir ke beberapa tempat di Kota Batu. Air terjun Coban Rais berada di daerah perbukitan Panderman dengan ketinggian kurang lebih 1.025 mdpl, ketinggian air sekitar 75 meter dan sudut kemiringannya mencapai 90 derajat.
Kami sampai di daerah Wana Wisata Coban Rais pukul 12.30 WIB. Karena kami kesana saat pandemi, Coban Rais menerapkan protokol kesehatan seperti mengecek suhu badan setiap pengunjung yang akan masuk menggunakan Thermal Gun di loket serta membayar HTM Rp. 10.000/orang. Setelah membayar tiket masuk, kami diarahkan menuju tempat parkir sepeda motor. Disana kami diharuskan membayar parkir Rp. 5.000/sepeda motor. Sambil berjalan menuju banner yang menggambarkan maps, seorang bapak ojek mengajak kami ngobrol dan menjelaskan seputar area Batu Flower Garden yang akan kami kunjungi serta biaya-biaya yang harus kami keluarkan jika berkunjung kesana. Kami pun bingung HAHAHA karena baru pertama kali kesana daan disana ternyata ga hanya satu destinasi wisata aja, tapi banyak banget. Mulai dari spot foto Batu Flower Garden, Coban Rais, Coban Kaca, sampai Coban Puri juga ada disana.
Pelajaran bagi kalian dari kesalahan kami adalah kalian harus riset dulu, seenggaknya cari referensi di internet tentang wisata yang akan kalian kunjungi biar gak bingung kaya kita jiahahah. Karena waktu telah memasuki dzuhur, kami memutuskan untuk sholat dzuhur terlebih dahulu di musholah yang berada di dekat tempat parkir sambil berdiskusi tujuan wisata kami. Akhirnya, Coban Rais menjadi pilihan kami.
Karena sedari awal kami tidak tahu estimasi jalur dan waktu yang akan ditempuh serta orang-orang di pangkalan ojek mengatakan bahwa jaraknya 1 km an, kami memutuskan untuk naik ojek yang diharuskan membayar Rp. 10.000/orang dimana ojek ini berhenti di depan pintu masuk Batu Flower Garden. Sungguh, ternyata nggak ada 1 km jaraknya:)) Lagi-lagi kami tertawa atas penyesalan kami wkwks. Jalur masuk Coban Rais berada sekitar 10 m dari pintu masuk BFG. Terdapat 2 jalur, yaitu jalur motor trail dan jalur pejalan kaki. Bagi para wisatawan yang ingin cepat sampai tujuan, bisa menyewa ojek trail dengan membayar Rp. 25.000/orang. tetapi kami memutuskan untuk jalan kaki sambil menikmati pemandangan yang menawan.
Oh iya, aku lupa menceritakan bahwa kami kesini bertiga. Satu temenku cewek, sebut aja Ira, dan satu temenku cowo, sebut aja Ilfan. Konon, katanya, kalau pergi-pergi ke alam bebas jangan berjumlah ganjil. Selain itu, kalau bisa jangan pas datang bulan. Aku gatau ini bener apa engga tapi disini perjalanan yang sempat bikin bulu kuduk ku dan temen" merinding karena beberapa kejadian (Kita semua gaada yg indigo, cuma ngerasain aja hawanya emang gaenak). Anyway, aku percaya bahwa semua mahkluk hidup berdampingan. Maka dari itu ketika masuk sini, aku mengucap salam sebagai bentuk saling menghargai. Kami bertiga berjalan dijalan setapak dimana kiri jurang dan kanan terdapat saluran air (got) dari coban. Begini gambaran dari jarak 2km pertama setelah pintu masuk di jalur menuju Coban Rais
Aku jalan paling depan, dilanjut Ilfan. Ira paling terakhir dan sempat terpaut jarak sekitar 2 m dari kami karena dia sibuk mengabadikan perjalanan dalam bentuk video. Perlu diketahui bahwa saat itu sudah tidak ada siapa-siapa lagi selain kami bertiga. Pangkalan ojek sudah jauh dibelakang. Ira yang berada dibelakang tiba-tiba setengah berlari mendahului Ilfan. (Nah disini, Ira merasa ada yang manggil dalam suara cewek tapi ketika lihat kebelakang gak ada siapa-siapa selain kami. Ira lebih memilih diam dan tidak menceritakan kepada kami atas hal yang telah dirasakannya. Dia baru bercerita ketika kami berada di alun-alun Batu saat makan malam).
Track yang kami lalui makin lama makin menantang. Mulai dari menyeberang sungai, memanjat bebatuan yang besar hingga jalan setapak yang licin dan sempit.
Petunjuk menuju Coban Rais tuh sangat berjauhan dan minim. Sudah hampir satu jam kami jalan tapi tak kunjung menemukan Coban yang diharapkan. Kami mulai capek, tapi Ira tetap menyemangati dan bertekad harus sampai Coban nya karena sudah terlanjur berjalan jauh. Tak berselang lama setelah kami mengeluh, terdengar bunyi melengking yang keras, aku refleks bilang "Eeeh suara apa inii?!". Tepat setelah aku bilang gitu, suara tersebut hilang dan gak terdengar lagi. Ira pun memukul lenganku dengan pelan, "Huss, kalo denger gitu tuh diem aja, gausah diomong". (Ini saran dari Ira ketika perjalanan kami berakhir, "Kalau ada hal yang janggal gausah diomong disana agar yang lain gak terbawa suasana wkwks"). Dan kalau aku gasalah, kejadian ini setelah melewati bebatuan besar ini
Lanjut sekitar 700m setelah kita jalan dari kejadian sebelumnya, ada sebongkah batu yang berukuran se kepala manusia yang jatuh (lebih kaya dilempar sih) dari samping kiri kami. Iya. Cuma sebongkah batu itu aja. Jadi gambarannya tuh samping kiri kami adalah bukit atau dataran yang lebih tinggi. Karena kaget, kita berhenti sejenak. Aku refleks nengok ke arah jatuhnya batu tersebut meskipun takut. Tapi aku ga lihat ada sesuatu disana. Yang aku lihat cuma ada akar pohon yang menjuntai bergerak" (aku gatau pohon apa itu) dan kayaknya batu itu jatuh dari situ. Aku mikir nya udah yang aneh". Serius kalo lagi gini tuh otak kaya nge-freeze. Bukannya baca ayat kursi, malah aku beristighfar dong wkwks. Salah server doanyaa huhu (bukan ngusir setan malah minta ampun:( ). Akuberusaha tetep berpikir positif mungkin emang longsor, tapi logika ku berkata kalo tanah longsor yakali cuma satu batu gede doang yang jatuhh, gaada kerikil atau tanah yang ikut longsor jugaaa.
Karena panik, aku sama temen" setengah berlari melewati jalan itu. Oh iya, ditengah perjalanan, kami bertemu dengan beberapa remaja cowok seusia kami yang juga melakukan tracking ke Coban Rais. Long short story, akhirnya kami sampai menuju Coban Rais setelah menempuh perjalanan kira" 8 km. Pemandangannya bikin betah karena masih sangat asri, bersih, dan sejuk. Hawanya juga segar dan dingin. Cocok untuk meditasi tapi harus melalui track yang panjang dan menegangkan hahaha.
Buat sobat Travellers, ingat dimanapun kalian berada, terutama di alam terbuka, jangan iseng dan jahil yaa. Jangan lupa berdoa. Jangan mengambil apapun. Entah itu tumbuhan, batu, atau barang yang ada di lokasi, serta bawa sampah kalian kembali agar lingkungan tersebut tetap terjaga kebersihannya.
Segini dulu perjalanan kali ini, sampai jumpa minggu depan! See ya!
Malang, Agustus 2020
Komentar
Posting Komentar